Wednesday, May 20, 2015

Tukang Sampah yang menjadi Presiden

Saat Sekolah. Sumber: NPR.org
Terlahir di keluarga yang sangat miskin di Osaka, Jepang tahun 1941. Sepanjang hari ia harus mengisi perutnya dengan ampas gandum hasil meminta di pabrik penyulingan minuman. Ketika remaja, ia menjadi pedagang asongan; pengasong makanan murahan dan es krim, yang kemudian menjadi buruh bangunan.

Namun, meski sangat miskin dan hidup serba kekurangan, ia memiliki tekad yang sangat kuat untuk merubah hidup menjadi lebih baik. Maka ia belajar dengan tekun dan keras untuk menempuh pendidikan tinggi, melalui beasiswa SMA. Karena kegigihannya, ia memiliki prestasi yang bagus sehingga ia diterima di Universitas Korea. Untuk membayar kuliahnya, ia bekerja sebagai tukang sapu jalan. Karena menjadi anggota dewan mahasiswa yang terlibat aksi demo anti pemerintah, ia dikenai hukuman penjara percobaan pada tahun 1964.

Saat protes tahun 1964. Sumber: NYTimes.com
Karena pernah dipenjara, saat lulus dan mau bekerja di Hyundai, ia hampir tidak diterima bekerja karena perusahaan khawatir pemerintah akan marah karena menerima pegawai yang pernah di penjara gara-gara menjadi aktivis anti pemerintah. Akhirnya ia menulis surat pada pemerintah. Isi suratnya sangat menyentuh hati sekretaris presiden sehingga pemerintah balik menulis surat ke Hyundai agar mau menerimanya.

Di depan Kantor Hyundai Thailand, awal tahun 1960-an. Sumber: NPR.org
Ketika bekerja di Hyundai, kemampuannya mengundang kagum petinggi Hyundai sehingga karirnya terus melesat dan menduduki posisi tertinggi di divisi konstruksi walau ia baru bekerja selama 10 tahun.. Ia berhasil memimpin divisi yang dipimpinnya menjadi pencetak uang. Setelah 30 tahun di Hyundai, ia mengajukan diri menjadi anggota dewan tahun 1992.  Pada tahun 2002, ia terpilih menjadi walikota Seoul. Saat menjadi walikota, ia tetaplah orang yang rendah hati dan sangat pekerja keras. Saat ada pemilihan presiden Korea Selatan, ia mengajukan diri menjadi kandidat presiden sehingga pada tahun 2007 lalu ia terpilih menjadi presiden Korea Selatan.

Lee Myung Bak dan istri. Sumber: Reuters.com


Ia adalah Lee Myung Bak, seorang yang berasal dari keluarga yang sangat miskin, dimulai dari mimpi yang besar untuk merubah nasib hidupnya dan tekad yang kuat untuk mencapai sukses dengan kerja keras dan kesungguhan. Lee Myung Bak adalah contoh nyata bahwa setiap orang bisa merubah nasibnya. Kemiskinan dan latar belakang yang kurang baik bukanlah alasan untuk tidak bisa sukses.

No comments:

Post a Comment